PERINGATI HARDIKNAS LAPAS KELAS II A PEKANBARU GELAR UPACARA

Daerah156 Dilihat

PEKANBARU, Metrojurnalis.Com – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022 jajaran Lapas Kelas II A Pekanbaru yang terdiri dari pejabat struktural. JFU dan staf administrasi kantor menyelenggarakan upacara bendera di halaman kantor Lapas pada Jumat (13/5). Turut hadir dalam upacara tersebut Lapas Perempuan Pekanbaru,Lapas terbuka dan BAPAS Pekanbar

Kali ini, upacara dilaksanakan pada 13 Mei 2022 menyesuaikan hari libur dan cuti bersama Idulfitri 1443 Hijriyah. Bertindak sebagai Pembina Upacara, Kalapas Kelas II A Pekanbaru Sapto Winarno me¬ngenakan pakaian adat dari Papua. Sapto menjelaskan tema peringatan Hardiknas, yakni “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”.

“Hari ini adalah bukti, kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan dalam teks pidato Mendikbudristek yang dibacakan oleh Kalapas. “Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah menga¬rungi pulau-pulau di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Hingga tahun ketiga pandemi, Kemendikbudristek terus melakukan berbagai terobosan dalam Merdeka Belajar yang menghasilkan perubahan positif. Capaian tersebut tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20.

“Tahun ini kita membuktikan bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia,” Pada masa Pandemi Covid-19, Kemendikbudristek menghadirkan Kurikulum Merdeka untuk membantu guru dan murid dalam proses belajar mengajar. ratusan ribu anak Indonesia akan belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan,” terangnya. “Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk ‘menghukum’ guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar. Tutup kalapas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *