Pastikan Klinik Pratama Lapas Pekanbaru Higienis, Tim Medis Lakukan Penyerahan Limbah Medis Secara Berkala.

Nasional10 Dilihat

PEKANBARU, Metrojurnalis.com  – Pelayanan kesehatan di Lapas Kelas II A Pekanbaru sudah berjalan dengan baik karena telah memiliki Klinik pratama yang terakreditasi paripurna dan tenaga medis yang mumpuni ditambah lagi dengan beberapa orang kader kesehatan terdiri dari beberapa orang WBP yang telah dididik dan dilatih secara berkala. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada WBP, tentu saja menggunakan bahan bahan dan peralatan medis sebagai sarana penunjangnya.

 

Peralatan medis yang telah digunakan akan menjadi limbah medis Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas medis yang berasal dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,puskesmas,klinik dan laboratorium yang mengandung bahan beracun,infeksuis dan berbahaya seperti darah,cairan tubuh,jarum suntik,kain kasa,selang infus,masker dan lain sebagainya. Dikarenakan Poliklinik Lapas Pekanbaru tidak memiliki tempat atau pengolahan limbah medis maka Poliklinik Lapas bekerjasama dengan PT Langit Biru Sehat Sentosa.

 

Limbah medis ini harus sesegera mungkin diolah setelah dihasilkan dan penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika limbah tidak dapat langsung diolah. Untuk mengatasi limbah medis tersebut Lapas kelas IIA Pekanbaru bekerja sama dengan salah satu perusahaan dengan nama PT Langit Biru Sehat Sentosa yang merupakan perusahaan di Bidang Transportasi dan Pengolahan Limbah Berbahaya dan Beracun yang Berlokasi di Riau.

 

Selasa pagi (17/09/24) salah seorang dr Klinik Pratama Lapas Kelas II A Pekanbaru Rosmawaty Sinulingga melalukan penyerahan sampah medis kepada PT Langit Biru. Penyerahan limbah medis ini rutin dilakukan secara berkala apabila limbah medis tersebut sudah mulai banyak.

 

Dr Rosmawaty Sinulingga yang akrab disapa dr ros menuturkan “Dengan melakukan penyerahan limbah medis secara berkala diharapkan kondisi klinik pratama Lapas Kelas II A Pekanbaru selalu dalam keadaan bersih dan higienis dan sampah medis ini tidak menjadi sumber penularan bagi warga binaan. Sehingga dapat lebih maksimal lagi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga binaan pemasyarakatan.” Ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *