UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN BAGI WARGA BINAAN, KLINIK PRATAMA LAPAS KELAS II A PEKANBARU Melakukan VCT DAN SKRINING IMS, Bersama PUSKESMAS SAPTA TARUNA dan YAYASAN LANCANG KUNING

Nasional50 Dilihat

Lapas, Metrojurnalis.com  – Dalam rangka mencegah penularan penyakit HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS), sebanyak 150 orang warga binaan Lembaga Pemasyaraktan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru mengikuti Voluntary Counselling and Testing (VCT) dan pemeriksaan kesehatan (skrining). Kegiatan ini sebagai salah satu upaya deteksi dini sekaligus pemenuhan hak warga binaan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik, Kamis (05/09/2024).

 

Kegiatan skrining HIV/AIDS dan IMS ini dilakukan dengan cara mengambil sample darah dari warga binaan oleh tim medis Lapas Kelas IIA Pekanbaru bekerja sama dengan tim medis dari Puskesmas Sapta Taruna kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Kemudian bagi warga binaan dengan hasil skrining positif langsung diarahkan untuk menjalankan metode perawatan Care Support Treatment (CST). CST adalah perawatan yang melibatkan suatu jejaring sumberdaya dan pelayanan serta dukungan secara holistik, komprehensif dan luas untuk ODHA (Orang Dengan HIV Aids), oleh Tim Yayasan Lancang Kuning.

 

Kami berharap ada upaya intensif dari semua pihak guna mengurangi penularan dan penambahan jumlah kasus HIV/AIDS terutama bagi warga binaan Lapas Pekanbaru. Lebih baik memeriksakan diri sedini mungkin sehingga penanganannya bisa cepat dilakukan,” ungkap Yopi Febrianda dari Kasi Bimbingan Anak Didik Lapas Kelas IIA Pekanbaru.

 

Selain dilakukan skrining kesehatan, warga binaan juga diberikan pengarahan dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan agar warga binaan dapat menerapkan pola hidup sehat dan memiliki risiko yang rendah terhadap penularan HIV-AIDS dan IMS lainnya. Kerjasama ini juga melibatkan pihak KPA Kota Pekanbaru serta Klinik Laboratorium Paramita.

 

Demikian hal ini kami lakukan guna mendukung Program Pembinaan yang berjalan di Lapas Kelas IIA PEKANBARU,” ujar dr. Rosmawaty selaku salah seorang dokter Lapas di Kota Pekanbaru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *