PEKANBARU, Metrojurnalis.Com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru kembali menggelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Public-Private Mix (PPM) yang mana pertemuan ini merupakan sarana monitoring indikator PPM khususnya notifikasi kasus Tuberkulosis (TBC). Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Pekanbaru juga menjadi perhatian oleh Dinkes Kota Pekanbaru terkait jumlah kasus dan keberhasilan pengobatan TBC di fasilitas kesehatan Lapas Pekanbaru.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini yaitu dari tanggal 21-22 November 2022 dilaksanakan di Hotel Furaya, Pekanbaru
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang dan otak. Menurut WHO, Indonesia berada dalam daftar 30 Negara dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia dan Indonesia menempati peringkat yang ketiga di dunia terkait angka kejadian tuberkulosis. Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan insidensi kasus tuberkulosis menjadi 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030.
Mewakili tenaga medis dari Lapas Pekanbaru, Dr.Yulia Haizar, menyampaikan kondisi dan jumlah WBP Lapas Pekanbaru terkait kasus TBC.
“Jumlah pasien TBC dari WBP Lapas Pekanbaru yang saat ini masih dalam tahap pengobatan adalah 13 orang, dimana dari 13 orang itu termasuk 2 orang WBP yang sudah bebas dalam tahun 2022 dan pengobatan dilanjutkan pada puskesmas terdekat dengan tempat tinggal pasien. Sedangkan untuk WBP yang sudah sembuh dalam tahun 2022 ini berjumlah 5 orang,” jelas Yulia.